Rabu, 07 Maret 2018

Knalpot Racing Bersuara Adem? Ada!

Selamat pagi masbro dan mbaksis. Wah sudah lama engga nulis jadi grogi nih. hehehe.. Ngomong-ngomong soal knalpot racing buat kendaraan khususnya sepeda motor, pasti beragam tanggapan. Ada yang suka ada yang tidak. Saya yakin yang engga suka suara knalpot racing itu pasti sudah tua, termasuk saya. Tapiiii... keras tidaknya suara knalpot racing tergantung pabriknya dalam membuat dan memilih bahan knalpot. Dengan kata lain, semakin mahal dan original itu merek knalpotnya, ya bunyinya pun engga brutal di telinga. Maklum, sekarang marak beredar knalpot palsu dengan mencomot merek asli yang sudah terkenal di dunia semisal Termignoni dan LeoVince dari Italia, Akrapovic dari Slovenia, dan masih banyak lagi.

Saya pribadi di sini menggunakan knalpot racing untuk motor saya Jupiter MX 2013 akhir. Knalpot yang saya pakai adalah R9 Misano original. Sekali lagi original. Saya beli di sebuah toko aksesoris daerah Kebon Jeruk, Jakarta barat seharga Rp 1.250.000 full system dari leher hingga silencer, dan db killernya Rp 150 ribu. Sehingga totalnya Rp 1,4 juta.

R9 Misano di New Jupiter MX

Kenapa saya beli knalpot R9? karena R9 buatan lokal yang udah bagus serta rapi menurut saya. Pilihan bahan stainless steel yang digunakan juga lebih tebal dan halus. Dan satu lagi yang terpenting yang menjadi dasar pemikiran saya membeli knalpot R9: Mending Beli Knalpot Lokal Tapi Original Daripada Knalpot Palsu yang Ngaku-ngaku Merek Terkenal Dunia. Ditambah lagi merek lokal harganya masih terjangkau dengan menabung. Tidak seperti merek asli yang sudah dikenal dunia.

Soalnya saya pernah memilih antara LeoVince GP Corsa carbon atau R9 Misano, tentu saja pilihan knalpot racing saya syaratnya harus bersuara adem alias kalem tapi bertenaga bagi mesin si motor. Waktu itu harga knalpot racing LeoVince GP Corsa Carbon full system untuk motor saya ditawari Rp 2,9 juta, nyaris Rp 3 juta. Karena menurut saya kemahalan, akhirnya saya putuskan meminang R9 Misano.

Di sini bukan menyarankan atau mempromosikan R9, tapi ini murni sharing pengalaman saya pribadi.

PAKET PEMBELIAN R9 MISANO
Saya membeli knalpot R9 Misano dan DB killernya tidak datang ke toko melainkan minta kirim paket dengan JNE.
Kardus R9 Misano


Setelah knalpot tiba, langsung proses unboxing dan pemasangan sendiri karena kebetulan saya punya kunci-kuncinya. Saya berharap mendapat payung cantik atau topi imut dari pembelian R9, eh taunya cuma dapet stiker. Malah sempat ngelantur ingin mendapat bonus beli 1 gratis 1 knalpot lagi. Sehingga dipasang kanan kiri dan bentuk motor saya menjadi semakin enggak jelas. Hehehe..SKIP

Silencer dibungkus bubble wrap






DB Killer


Suaranya adem dengan DB Killer meski tanpa DB Killer pun juga tidak terlalu keras. Berikut ini ada videonya. Ohya sebelumnya mohon maaf karena motornya kotor dan  mungkin suaranya tidak sehalus saat didengarkan langsung. Ohya DB Killer adalah alat berbentuk tabung yang fungsinya meredam kebisingan knalpot racing. Cara kerjanya adalah mencegah angin dari mesin melewati leher langsung menabrak dinding silencer, jadi diredam dulu sama si DB Killer yang rajin dan baik hati, agar suara yang keluar tidak membuat orang kesal apalagi yang sedang sakit gigi dan lapar. Lho? Hehe



EFEK YANG DIRASAKAN DAN SUARA YANG DIHASILKAN
Tenaga motor bertambah, digas terasa enteng atau tidak nahan. Lalu untuk mengetes apakah suara knalpot saya ini terlalu berisik atau tidak adalah, saya menyalakan motor di dalam garasi rumah. Ternyata orangtua saya tidak komplen dan berkata bunyinya enak ngebass. Eksperimen terus berlanjut untuk mengetahui apakah bunyi knalpot racing R9 Misano saya ini brutal atau tidak. Pagi-pagi saya panaskan motor di luar rumah. Kebetulan ada tetangga bayi yang suka kaget dan menangis kalau mendengar suara berisik semisal motor 2tak lewat ngebut dan motor 4tak knalpot racing bersuara sadis.

Saat saya nyalakan motor saya, bayi itu tidak kaget dan tidak menangis. Berarti suara R9 Misano masih bisa ditolerir di telinga orok alias bayi. Terima kasih bayi. Ehh.. Kemudian eksperimen berlanjut dengan sama-sama menyalakan mesin motor lain. Adik saya menggunakan sepeda motor Suzuki Satria F150 produksi 2006 dengan knalpot standar. Saya sandingkan bunyi knalpot kami berdua dengan sama-sama menyalakan mesin, ternyata lebih terdengar suara knalpot FU adik saya dalam keadaan stasioner atau gas dibiarkan stabil maupun digas berurut.

Tak hanya itu, di jalan raya juga demikian. Knalpot racing saya hilang suaranya saat berjalan bareng kendaraan lain entah motor, mobil, bus, truk, jadi senyap seperti knalpot standar. Ya saya pun akhirnya memberi kesimpulan sendiri kalau suara R9 Misano engga brutal namun berhasil mendongkrak tenaga motor saya.

KNALPOT SATRIA FU SEBELUM R9 MISANO
Sebelumnya saya juga pernah bikin knalpot custom. Lehernya bikin di tukang knalpot di daerah Tangerang, dan silencernya saya beli punya Suzuki Satria FU150 Thailand di bengkel resmi Suzuki untuk menjamin keasliannya. Bikin leher knalpot kena Rp 375 ribu dan Silencernya sekitar Rp 350 ribuan. Agak lupa karena penggantian knalpot ori Jupiter MX saya dengan knalpot FU itu sudah lama sekali sekitar tahun 2014. Sedangkan saya mengganti R9 Misano pada Februari 2016. Hasilnya dan suaranya keren juga seperti bunyi FU. Tapi saya belum sempat merekam video suaranya keburu saya langsung ganti ke knalpot standar lagi karena ada teman yang meminjam.





Soal knalpot racing atau standar semuanya tergantung selera dan kebutuhan si pengendaranya sih. Kalau saya pribadi tetap suka memakai knalpot racing asal asli dan tidak terlalu berisik suaranya. Kebetulan saya temukan itu di R9 Misano ini. Jadi sudah sekitar dua tahunan knalpot ini nemplok di motor saya dan suaranya masih aja adem ngebas dan berwibawa. Memang sih ada perasaan sungkan kalau masuk ke gang senggol yang ngepas banget buat motor. Takut berisik, tapi semua juga kembali ke gaya dan etika berkendara kita, mau geber-geber di dalam gang atau santai sambil menyapa para warga? Kalau mau dapat sendal gratisan silakan geber-geber di dalam gang, nanti ada yang melempar sendal ke arah kita. Hehehehe..

Sekali lagi di sini saya bukan menyarankan menggunakan knalpot racing, tapi lebih sharing pengalaman. Sebab ada aturannya juga dari Kementerian Lingkungan Hidup. Mungkin banyak yang belum tahu kalau tingkat kebisingan kendaraan bermotor sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 7 tahun 2009.

Di situ ada lampiran II yakni tabel yang menunjukkan bahwa sepeda motor dengan mesin bervolume hingga 80cc memiliki ambang batas kebisingan 77dB. Motor dengan mesin 80cc-175 cc ambang batas kebisingannya 80dB, sementara di atas 175cc adalah 83dB. Jadi kesimpulan saya sendiri adalah: mestinya motor yang menggunakan knalpot racing namun tidak bising boleh berkeliaran di jalanan dan tidak perlu takut ditilang. Tapi peraturan tinggal peraturan, tinggal dilihat aja bagaimana penindakannya di jalan.

Sebab pengguna knalpot racing yang merek sembarangan atau palsu dengan suara menggelegar dan keras di jalan raya masih banyak, apalagi mereka membawa motornya arogan dan sedikit-sedikit geber. Kalau seperti itu biasanya disebut aja Alay. Imbasnya adalah, pengendara motor berknalpot racing lembut dan membawa motor dengan sopan dan tertib juga kena karena dianggap sama-sama menggunakan knalpot racing.

Kira-kira begitu dulu curhatan saya hari ini tentang knalpot racing. Selamat beraktivitas masbro dan mbaksis semoga harinya menyenangkan! Peace (bonijaka)



2 komentar:

  1. Nice share bro. Percaya atau tidak, motor kita sama tahun dan variannya. Nama kita juga sama bray. Haha.
    Kebetulan saya juga lagi pengen dongkrak performa njmx saya ni.
    Sekarang dapet berapa top speed sama cruising speed nya setelah pake R9 ini?
    Opsi lain lain knalpot dengan suara yang sama dan harga lebih murah ada ga ya?

    BalasHapus
  2. Mantap mas bro sharing pengalamannya, sangat membantu ane yang lagi cari cari knalpot buat motor ane hehe

    BalasHapus