Selasa, 20 Maret 2018

Google Maps Kini Mengakomodir Pengendara Motor

eh eh masbro, mbaksis, lihat deh screenshot di bawah ini dari hape tercanggih saya di masanya.

Google Maps di Aplikasi Android untuk pengguna motor
Gimana keren kan? atau biasa aja? Pasti engga pada nyadar deh ada sesuatu yang beda di aplikasi Google Maps sistem operasi Android di atas. Ya betul, bagi yang teliti pasti kelihatan bedanya dengan Google Maps versi lama. Apa yang beda? aplikasi Google Maps update terbarunya menyediakan peta jalan dengan GPS menggunakan pilihan moda transportasi sepeda motor. Ya! lihat deh.

Kalau yang sering pake Google Maps pasti sadar akan hal ini. Biasanya cuma ada pilihan naik mobil, kereta, transportasi umum, sepeda, dan jalan kaki. Kali ini ada motor. Keren! Kemungkinan hal ini terjadi karena aplikasi Google Maps sering dipakai oleh ojek online. Tentu saja ini memudahkan kita mencari jalan dengan sepeda motor termasuk jalan kecil. Dan asyiknya lagi, kita tidak perlu setting abaikan tol atau avoid tolls untuk menggunakan GPS dengan mengendarai sepeda motor. Tul gak?

Eh tunggu, jangan-jangan ada yang engga ngerti abaikan tol atau avoid tolls. Settingan ini adalah perintah ke Google Maps untuk mencari jalan ke loksi tujuan tanpa melewati jalan bebas hambatan atau jalan tol. Jadi kita bakal diarahkan oleh GPS Google Maps di jalan biasa aja yang ada lampu merahnya dan barengan sama kendaraan umum dan motor. Kebayang dong kalau motor masuk tol. bisa-bisa disemprit pak Polisi nanti. Kan ada tulisan di plang kalau tol hanya boleh dilintasi kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Kecuali di Bali dan Jembatan Suramadu yang menyediakan jalan tol khusus motor.

Jalan tol hanya untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih

Meski sudah terpampang jelas rambu perintah wajib karena berlatar biru, tapi masih ada saja motor yang masuk tol. Ya tau lah siapa.. hehe termasuk mas mas yang satu ini. Terserah elu deh mas. hehehehe. Ohya soal warna latar rambu lalu lintas yang macem-macem ada biru, kuning, cokelat, hijau, merah, bakal dibahas di artikel terpisah kalau saya inget. Hehehe SKIP



Oke lanjut, di aplikasi Google Maps di atas, itu saya coba mengarahkan dari lokasi saya berada di daerah Tangerang menuju ke Obyek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah. Dengan opsi kendaraan sepeda motor menempuh jarak 374 kilometer dan waktu riding 8 jam 2 menit. Tapi jangan langsung percaya begitu aja dengan waktu tempuh 8 jam 2 menit. Kita bisa tiba di lokasi persis 8 jam 2 menit dengan catatan tanpa rehat, tanpa makan, tanpa ke kamar mandi, pokoknya semua ditahan sampai kantung kemih penuh dan rawan kencing batu serta perut kena maag. Dan, isi bensin motornya tanpa berhenti di SPBU. ehehehe... Jadi ya bisa lebih atau bisa aja kurang. Ohya belum lagi kalau ada insiden di jalan lainnya semisal macet, atau ada pasar tumpah dadakan ke tengah jalan. Enakan tahu bulat digoreng dadakan daripada pasar dadakan. Bikin kaget! hehe..

Makin canggih ya perangkat elektronik sekarang. Ya tapi... ada tapinya nih. Meski canggih dan mempermudah aktivitas kita, baiknya bijak dalam menggunakan aplikasi Google Maps ini terutama saat mengendarai sepeda motor. Jangan sampai fokus ke jalan terpecah untuk terus mantengin peta Google Maps. Bahaya itu. Apalagi bawa motor pake satu tangan kayak sirkus. Tangan kanan ke setang, tangan kiri ke hape lihat Google Maps, lalu kepalanya nunduk-nunduk kayak denger lagu rock. Jangan begitulah.. bahayain diri sendiri dan orang laen kan.

gambar ilustrasi dari google

Terus bagaimana? kalau saya pribadi. Saya memiliki banyak cara yang saya nilai sendiri lebih aman daripada main sirkus tadi. Pertama menggunakan 1 earpiece dan mendengarkan suara arahan dari mbak-mbak Google Maps dengan baik sambil fokus ke jalanan. Earpice kanan atau kiri bebas. asal jangan colokin earpiece di kuping orang lain apalagi ke hidungnya! Satu earpiece karena satunya lagi mendengarkan suara sekitar semisal klakson, deru kendaraan di dekat kita, suara kentut sendiri dan suara musik tahu bulat dadakan. Soal mendengarkan peta menggunakan satu earpiece mungkin juga salah, saya siap dikoreksi dan diberi tahu bulat. Hehehe

gambar ilustrasi dari google
Kedua, kalau pas boncengan ya mending minta tolong boncenger kita yang menjadi navigator kita selama berkendara di sepeda motor. Ketiga, sistem stop sejenak untuk intip peta di tempat aman. Kenapa engga merekomendasikan dengan merekatkan hape di speedometer atau spion?
Biar kita juga engga was-was hape tercanggih yang kita miliki raib disabet orang. Lumayan kan hape batangan mah 300ribu cepet masbro mbaksis. Apalagi kalo hapenya canggih bisa video call, televisi, masak, kulkas, dan menemani para jomblo...

gambar ilustrasi dari google

Maka dari itu, biar aman dan kita tetap fokus ke jalanan, ya saya terapkan salah satu dari ketiga cara di atas di saat yang tepat. Sekali lagi di saat yang tepat. Jangan pas lagi hujan juga. Terus kalau pehobi turing gimana? ya pasti ada caranya semisal pengguna motor sport bisa dengan tas tangki dengan kantung khusus smart phone untuk peta. Itu lebih aman dari tangan jahil. Cuma apakah safety atau tidak karena nunduk-nunduk terus sebenarnya tidak. Karena butuh waktu sepersekian detik untuk nunduk atau melirik dengan mata dari jalanan ke peta.

Memang lebih enak minta tolong dibacakan boncenger sih. Cuma kalau sendiri ya, pakai jurus lain lagi yakni bertanya kepada sekitar. Biasanya bisa bertanya ke embak-embak imut di pinggir jalan, atau pengendara lainnya. Kalau embak-embak itu juga engga tahu arahnya, cukup calm alias tenang dan bilang lets get lost together.. yuk mari kita tersesat bersama... beeuuuh heheheh

Gimana menurut masbro dan mbaksis. Boleh kalau ada ide dan saran lainnya. Terima kasih. Peace (BoniJaka)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar