JAS HUJAN KRESEK
Nah, jas hujan itu ada bermacam bahannya. Mulai dari bahan kresek, parasut, karet, terpal, tenda, rumah, skipp.. Bahan kresek adalah paling ramai, ringan, dan mudah dijumpai di muka Bumi. Coba deh ke minimarket alpa atau indo pasti bakal menjumpai kresek. Kalau sudah bertemu kresek jangan lupa disapa hai sek?
jas hujan kresek jenis ponco, sumber: google |
Balik lagi, kenapa disebut ramai? coba saja diremas-remas itu kreseknya kemudian ditiup-tiup pasti bunyinya nyaring sekali bukan? Lalu dibilang ringan iya juga, asal dalamnya tidak berisi sayuran dan belanjaan. Belum pernah ada orang yang cedera hingga syaraf kejepit karena mengangkat kresek. Kecuali isi kreseknya batu kali.
Untuk jas hujan model kresek ini, harga jualnya cukup terjangkau, sekitar Rp 10 ribu untuk jenis ponco alias terusan alias betmen atau one piece, dan Rp 20 ribu untuk jenis dua piece atau setelan jaket dan celana panjang. Atau bahkan lebih murah lagi kalau dijual di musim kemarau karena tidak berguna. Untuk rekomendasi dari bonijaka, khusus pemotor lebih baik gunakan jas hujan kresek setelan dan pejalan kaki silakan pakai jas hujan kresek ponco. Kenapa? jas hujan ponco berbahaya kalau dipakai berkendara motor, bisa nyangkut di motor lain, nyangkut di pohon, nyangkut di roda motor kalau terlalu panjang,
jas hujan ponco rawan tersangkut, sumber: kompas otomotif |
Jas hujan kresek sangat amat lebih baik daripada masbro dan mbaksis kebasahan saat naik motor atau jalan kaki. Apalagi yang paling menyebalkan adalah manusia goa di musim penghujan. Apa itu? pemotor yang dengan "cerdasnya" berteduh lama di bawah jembatan penyeberangan, flyover, ataupun di terowongan. Ga cuma itu, kalau manusia goa berteduh sampai memakan beberapa lajur hingga menyisakan satu lajur saja alias menyempit. Sudah pasti bakal macet total. Begitu ditegur, malah galak yang salah dan berteduh melebar. Kita sebagai penggemar mandi hujan jadi tidak bisa menikmati jalanan lancar sambil diguyur shower alami kan?
manusia goa, sumber: berbagai sumber |
trendi dengan jas hujan kresek, sumber: google |
Tuh lihat contoh gambar embak-embak di atas. Jadi bagus dan imut kan dengan jas hujan kresek? Makannya, daripada dicap manusia goa, mending jadi trendi dengan jas hujan kresek. Soalnya dengan berteduh di bawah jembatan di jalan raya selain dibilang manusia goa dan primitif, itu juga melanggar Pasal 282 UU Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ. Kalau ketahuan dan ketangkep bisa dipidana dengan pidana kurungan dua bulan atau denda Rp 250 ribu. Duit segitu bisa beli banyak jas hujan kresek kan? berwarna-warni pula, terus kembaliannya bisa buat beli bakso atau mie telor yang pas banget dimakan di musim hujan.
Soal kualitas jas hujan kresek? ini tergantung si pemakai. Kalau cara pakainya kasar, dijemur di bawah terik matahari langsung, dikata-katai kasar, ditarik-tarik, dan dijadikan kantong belanjaan, pasti gampang sobek dan ujung-ujungnya bocor dan basah juga. Tapi kalau awet disayang-sayang, diberi perhatian, dimanjakan, dan dicintai sepenuh hati, pasti bakal tahan lama. Sedikit informasi dari pengalaman pribadi, kelemahan jas hujan kresek menurut bonijaka adalah mudah sobek dan getas kalau kena panas. Jadi solusinya, mending dijemur dengan diangin-anginin saja. Biar engga getas dan pecah-pecah si kresek tersayang tadi. Ya kalo rusak tinggal beli lagi karena masih terjangkau harganya.
JAS HUJAN BAHAN PARASUT
Lanjut, yang kedua adalah bahan parasut. Harganya jauh lebih mahal dari si kresek yaitu di kisaran Rp 130 hingga Rp 200 ribuan, tergantung merek, jurus tawar, dan nasib yang membawa kita membeli di toko mana. Bahan ini juga tahan air, namun kelemahannya adalah di bagian jahitan. Di bagian jahitan baik itu di bagian celana maupun di bagian jaketnya, air bisa menyelinap dan membasahi tubuh meski sudah terlihat didobel dengan lapisan tahan air lagi. Bonijaka pernah mengalaminya.
jas hujan parasut, sumber: google |
Kalau gerimis-gerimis mah aman. Tapi pas hujan deras, dinginnya masuk ke daleman. Lalu bonijaka coba ganti merek A, taunya sama aja malah lebih mahal. Ohya, jas hujan bahan parasut punya kelemahan lama-kelamaan bakal berbau apek seperti getah kalau tidak dijemur setelah dipakai mandi hujan. Kemudian, kalau melipatnya tidak benar, bakal pecah-pecah dan bocor juga.
bagian jahitan jas hujan parasut yang suka rembes air, sumber: google |
JAS HUJAN BAHAN KARET
Setelah stres, kedinginan, kelaparan, ditambah masuk angin memikirkan jas hujan terbaik anti bocor, akhirnya bonijaka coba jas hujan lain berbahan karet dan tanpa jahitan. Pilihan jatuh ke merek T. Harganya ga jauh beda dari jas hujan bahan parasut, cuma kelemahannya dia berat dan panas banget kalau dipakai saat hujan gerimis. Jadi, cocoknya dipakai saat hujan sedang ke deras. Lalu, jas hujan bahan karet tidak bisa dijemur langsung di bawah matahari, karena bakal pecah-pecah seperti ban dan kemudian bocor juga.
jas hujan karet lentur alias elastis, sumber: google |
Tapi keunggulan jas hujan karet adalah tidak adanya jahitan di bagian jaket maupun celananya, melainkan dipress, dipanasin begitulah antara sambungannya. Sehingga ga ada air yang rembes. Tak cuma itu, bahan karet juga elastis. Jadi kalau pakai jas hujan karet sambil menggunakan tas punggung, bisa mengikuti konturnya.
sambungan jas hujan karet dipress alias tanpa jahitan, sumber: google |
Kemudian setelah dipakai, dijemur di angin-anginkan saja, tidak usah kena matahari langsung. Buat apa jas hujan dijemur di bawah matahari langsung? emangnya kerupuk atau ikan asin? hehehe..
Dan benar saja, celana dan baju bonijaka tetap kering meski menerabas hujan deras dengan jas hujan karet. Maklum, bonijaka adalah kaum penikmat mandi hujan daripada jadi manusia goa. Sebab, jadi manusia goa alias kaum neduhers bakal lebih lama di perjalanan ketimbang kaum mandi hujaners, apalagi kaum mudah lapers.
Tapi, tetap jangan sampai lepas alas kaki kemudian nyeker atau mengganti sandal jepit. Bahaya. Kalau-kalau ada kerikil tajam tiba-tiba terbang, potongan seng melayang kena ke kaki, pasti bakal melukai fisik, hati, dan perasaan kita. Pilih mana? lebih baik sakit gigi atau sakit hati? lho?
jas hujan setelan untuk pemotor lebih aman, sumber: solopos.com |
Jas hujan karet yang bonijaka beli ini umurnya sudah 5 tahun. Jas hujan karet yang bonijaka beli merek T dulu harganya Rp 158 ribu. Awet. Cerita bonijaka kali ini lebih ke pengalaman pribadi. Kalau masbro dan mbaksis lebih memilih neduh silakan saja. Tapi berteduh sebaiknya di tempat yang aman, tidak mengganggu arus lalu lintas dan fasilitas umum. Misalnya di SPBU yang memungkinkan dari segi luasnya, di tempat makan, di halaman ruko yang kosong, dan sebagainya.
Daaan, jangan buru-buru menepi kalau sudah hujan, tetap lihat spion dulu agar tidak terjadi kecelakaan. Maju sedikit lagi, basah sedikit untuk mencari tempat berteduh lebih baik daripada tergesa-gesa malah bikin celaka. Kalaupun masbro dan mbaksis terpaksa berteduh di pinggir jalan, itu harus hanya sebentar yakni untuk memakai jas hujan. Mau jas hujan yang mana bebas dan sebaiknya model setelan demi keamanan.
Pilih juga tempat memarkirkan motor yang permukaannya keras, bukannya tanah, agar motor tidak terjatuh karena licin dan terperosok. Sebab bahaya juga kalau parkir di tanah tiba-tiba ada anak ular kobra. Tapi tenang saja, kalau ada anak ular kobra yang keluar, lebih baik disuruh kerja saja, karena mereka banyak bisanya. Skipp..
waspada terjang banjir, sumber: tribunnews.com |
Last kalau ada pertanyaan lalu kalau banjir gimana dong? mau motor, mau mobil, lihat dulu banjirnya. Kalau genangan airnya lebih tinggi dari knalpot, posisi busi, dan box saringan udara kita alias terendam semua, mending tunggu surut dulu airnya, atau mesin dimatikan lalu didorong melewati banjir, atau bisa juga mencari jalan lain dengan google maps. Artikel tentang google maps untuk pemotor sudah pernah bonijaka bahas sebelumnya di blog ini lho.. (promosi). Google Maps Kini Mengakomodir Pengendara Motor
Terima kasih masbro dan mbaksis yang sudah membaca cerita bonijaka hari ini. Selamat menjalani tahun baru, semangat baru, rejeki baru. Musim hujan? no problemo.. Sampai jumpa di cerita selanjutnya. (bonijaka)